Kapolres Jember AKBP Bobby A Condro putra memimpin langsung apel kesiapan tanggap darurat

SUARA PAGI
4 Min Read

JEMBER, – Menghadapi potensi cuaca ekstrem dan ancaman bencana hidrometeorologi di musim penghujan, Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra, S.H., S.I.K., M.H. memimpin Apel Gelar Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Alun-Alun Kabupaten Jember, Rabu, (5/11/2025).

Apel ini digelar secara serentak di seluruh Indonesia sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi peningkatan potensi bencana alam. Di Jember, kegiatan ini turut dihadiri oleh Dandim 0824 Letkol Arm Indra Andriansyah, Wakapolres Kompol Ferry Dharmawan, S.H., S.I.K., serta Plh. Kasatpol PP Kabupaten Jember Udy Hartanto, S.P., M.Si. yang mewakili Bupati Jember.

Pasukan dari berbagai unsur hadir dalam apel tersebut, mulai dari TNI, Polri, Dishub, Satpol PP, Basarnas, BPBD, Tagana, Dinsos, Senkom, hingga para relawan masyarakat. Semua bersatu dalam semangat tangguh menghadapi bencana demi keselamatan rakyat.

Dalam apel tersebut, Kapolres Jember membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, yang menegaskan pentingnya kesiapan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi potensi bencana alam di akhir tahun.

“Dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan, kita harus menjamin terlindunginya keamanan dan keselamatan masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bersama, bencana alam merupakan tantangan global yang dihadapi seluruh negara di dunia,” tegas Kapolres saat membacakan amanat Kapolri.

Kapolri menyebut, berdasarkan laporan United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), setiap tahunnya ada lebih dari 124 juta jiwa di dunia terdampak bencana alam. Indonesia yang berada di wilayah Ring of Fire menjadi salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia.

Data BNPB hingga 19 Oktober 2025 mencatat telah terjadi 2.606 bencana alam, meliputi 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 tanah longsor, 22 gempa bumi, 4 erupsi gunung berapi, dan sejumlah kejadian lainnya. Dari total bencana tersebut, tercatat 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 615 orang luka-luka, serta lebih dari 5,2 juta orang mengungsi.

Kerugian akibat bencana tidak hanya berupa korban jiwa dan materi, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis serta gangguan sosial yang panjang di masyarakat. Oleh karena itu, Kapolri menekankan pentingnya langkah strategis yang komprehensif, responsif, dan berkelanjutan dalam menghadapi ancaman bencana.

Saat ini, 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada November 2025 hingga Januari 2026. Kondisi ini berpotensi memunculkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi.

BMKG juga memperingatkan kemungkinan terjadinya fenomena La Niña pada November 2025 hingga Februari 2026, meskipun dalam intensitas lemah, namun tetap berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal, khususnya di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Kalimantan serta Sulawesi bagian selatan.

“Dalam menghadapi tantangan tersebut, kecepatan dan ketepatan respon menjadi faktor utama keberhasilan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan optimal dari seluruh elemen bangsa, TNI, Polri, pemerintah pusat hingga daerah, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, serta seluruh stakeholder terkait,” lanjut Kapolres membacakan amanat Kapolri.

Apel Gelar Kesiapan ini menjadi simbol nyata sinergi lintas sektor dalam mewujudkan Indonesia tangguh, siap siaga, dan peduli terhadap sesama.

Dengan kekuatan kolaborasi dan semangat kemanusiaan, seluruh unsur di Kabupaten Jember berkomitmen untuk selalu siap siaga dalam menjaga keselamatan masyarakat dari ancaman bencana yang mungkin terjadi.

 

Pewarta : Slamet Rahardjo

Share This Article
Tidak ada komentar