Ditres Siber Polri: Waspada Modus Penipuan Suara yang Dimanipulasi (Voice Deepfake)

SUARA PAGI
3 Min Read

Jakarta, — Direktorat Reserse Siber (Ditres Siber) Polri menghimbau masyarakat untuk ekstra hati-hati terhadap modus penipuan baru yang memanfaatkan rekaman suara dan teknologi pengeditan suara berbasis kecerdasan buatan (AI). Pelaku menghubungi korban menggunakan nomor tak dikenal, memancing korban untuk sekadar menjawab “halo”. Suara korban kemudian direkam, dimanipulasi, dan digunakan untuk menipu keluarga atau kerabat korban—misalnya meminta transfer uang atau informasi pribadi.

“Kami menerima laporan awal tentang pola ini. Sekilas panggilan tampak biasa, tapi rekaman singkat itu bisa disunting sehingga terdengar seolah-olah korban meminta bantuan atau transfer uang kepada orang terdekatnya. Kami mengimbau masyarakat untuk waspada dan melakukan verifikasi ketat sebelum menindaklanjuti permintaan apapun,” kata Juru Bicara Ditres Siber Polri.

Cara kerja singkat modus

1. Pelaku menelpon dari nomor tidak dikenal.

2. Ketika korban menjawab dan mengucap “halo” atau kata-kata singkat lain, suara tersebut direkam.

3. Perekaman dihentikan dan suara korban kemudian dimanipulasi melalui teknologi AI (deepfake).

4. Suara palsu itu dikirimkan ke keluarga/kerabat korban atau dipakai untuk menghubungi pihak lain, mengaku sebagai korban dan meminta uang atau data.

Imbauan dan langkah pencegahan dari Ditres Siber Polri

Jangan panik. Jika menerima pesan suara atau telepon meminta uang atau informasi, jangan langsung mentransfer.

Verifikasi ganda. Hubungi langsung orang yang diklaim mengirim permintaan melalui panggilan video atau nomor telepon yang sudah Anda simpan sebelumnya.

Jangan menjawab panggilan tak dikenal dengan kata-kata yang mudah direkam (mis. “halo”, “iya”) jika tidak yakin.

Simpan bukti. Bila menerima pesan atau panggilan mencurigakan, simpan rekaman, screenshot, dan catat nomor pengirim untuk bukti.

Laporkan segera. Segera laporkan ke kantor polisi terdekat atau unit siber Polri jika Anda atau keluarga menjadi target penipuan.

Amankan akun dan data pribadi. Aktifkan verifikasi dua langkah pada akun penting, jangan membagikan OTP, password, atau dokumen identitas lewat telepon atau pesan.

Edukasi keluarga. Beri tahu anggota keluarga, terutama yang rentan (orang tua/lanjut usia), tentang modus ini agar mereka tidak mudah percaya.

Bila Anda atau keluarga menjadi korban

1. Hentikan semua transfer atau komunikasi dengan nomor yang mencurigakan.

2. Kumpulkan bukti (rekaman panggilan, chat, nomor pengirim, bukti transaksi).

3. Lapor ke polisi dan jelaskan kronologi secara rinci.

4. Beri tahu keluarga dan jaringan pertemanan agar tidak terpengaruh oleh rekaman suara yang dimanipulasi.

 

Ditres Siber Polri menegaskan akan terus memantau perkembangan modus ini dan bekerja sama dengan platform telekomunikasi serta penyedia layanan digital untuk menelusuri pelaku. Masyarakat diminta tetap tenang, kritis, dan selalu melakukan verifikasi sebelum mengambil tindakan.

Untuk konfirmasi dan laporan: hubungi kantor polisi terdekat atau unit siber Polri melalui saluran resmi kepolisian setempat. Ujarnya

 

Pewarta : Tim/Red

Share This Article
Tidak ada komentar