BIREUEN – Harapan untuk melahirkan dokter-dokter muda asal Aceh yang berkompeten dan berjiwa pengabdian kini kian nyata. Dukungan datang langsung dari Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al Haythar, terhadap pendirian dan pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim (Umuslim) di Peusangan, Kabupaten Bireuen.
Dalam kunjungannya ke kampus Umuslim, Selasa (28/10), di sela wisuda sarjana dan pascasarjana angkatan XXXIX, Wali Nanggroe meninjau langsung fasilitas Fakultas Kedokteran yang tengah dipersiapkan. Kehadirannya disambut hangat oleh Ketua Pembina Yayasan Almuslim, Rusyidi Mukhtar (Ceulangiek), Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd, serta Dekan Fakultas Kedokteran, dr Zumirda SpB-ET FINACS FICS.
Dalam kesempatan itu, Tgk Malik Mahmud menegaskan pentingnya pendidikan kedokteran di Aceh sebagai tonggak kemandirian daerah.
“Aceh harus mampu mencetak dokter-dokter terbaik dari bumi sendiri. Fakultas Kedokteran Umuslim adalah langkah strategis menuju kemandirian pendidikan dan kesehatan di daerah kita,” ujarnya.
Beliau juga mendorong Pemerintah Aceh untuk memberikan dukungan kebijakan dan pendanaan demi mempercepat pengembangan fakultas ini. Bagi Wali Nanggroe, pendidikan kedokteran bukan hanya tentang menghasilkan tenaga medis, tetapi juga membangun peradaban dan kemanusiaan.
“Ini bukan sekadar ruang akademik, melainkan ladang amal. Dari sini kita harapkan lahir dokter yang tidak hanya pandai mengobati, tetapi juga memahami nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman,” tambahnya.
Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd, menyampaikan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran telah melalui proses panjang dan didukung banyak pihak.
“Kami bertekad menghadirkan pendidikan kedokteran yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Aceh. Dukungan Wali Nanggroe memberi kami semangat baru,” ujarnya.
Sementara Dekan Fakultas Kedokteran, dr Zumirda, menyebut pihaknya terus melengkapi infrastruktur, tenaga pendidik, dan kurikulum sesuai standar nasional.
“Kami ingin melahirkan dokter profesional yang paham konteks Aceh, memiliki empati, dan siap berkontribusi di seluruh pelosok daerah,” tuturnya.
Kunjungan Wali Nanggroe ini tidak hanya simbol dukungan moral, tetapi juga pesan penting: bahwa masa depan Aceh yang sehat dan mandiri dimulai dari ruang-ruang belajar seperti Fakultas Kedokteran Universitas Almuslim.
Pewarta : alfi


