Tidak Hanya untuk Indonesia, Wilson Lalengke Suarakan Nurani Kemanusiaan Dunia di PBB

SUARA PAGI
3 Min Read

Jakarta – Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, kembali menunjukkan kepedulian dan keberaniannya berbicara di forum internasional. Dalam pidatonya di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), aktivis kemanusiaan itu menyoroti berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di berbagai belahan dunia — mulai dari pembunuhan di luar hukum (extrajudicial killing), penyiksaan, pengasingan tanpa dasar hukum, hingga pembiaran terhadap penderitaan massal oleh rezim maupun kelompok bersenjata.

Keberanian Wilson menuai apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari jurnalis senior yang juga Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB), Damai Hari Lubis. Ia menilai pidato Wilson di forum PBB sangat menyentuh dan menggugah nurani dunia.

“Meskipun waktu yang diberikan panitia sangat singkat, Wilson berhasil menyampaikan pesan yang substantif dengan cara yang arif, elegan, dan menyentuh kemanusiaan. Ia berbicara bukan hanya atas nama Indonesia, tetapi atas nama seluruh umat manusia yang menjadi korban konflik dan kekerasan,” ujar Damai Hari Lubis, Rabu (22/10/2025).

 

Sebagaimana diketahui, Wilson Lalengke hadir sebagai salah satu petisioner dalam Konferensi Komite Keempat (Fourth Committee) PBB yang berlangsung pada 8–10 Oktober 2025 di New York, Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, ia menyoroti konflik panjang antara Maroko dan Aljazair yang selama puluhan tahun menjerat kehidupan masyarakat Sahrawi.

Konflik tersebut telah memaksa sekitar 170 ribu orang hidup di kamp-kamp pengungsian di Tindouf, di tengah kerasnya gurun pasir yang miskin sumber daya. Para pengungsi hidup dalam kondisi memprihatinkan — kekurangan pangan, minim air bersih, layanan kesehatan terbatas, serta akses pendidikan yang hampir tidak ada.

Dalam pidatonya, Wilson menegaskan bahwa PBB tidak boleh hanya menjadi lembaga pengumpul data pelanggaran HAM. Ia menyerukan agar organisasi dunia itu bertindak nyata dan proaktif dalam menolong korban, serta mencegah bertambahnya penderitaan manusia di manapun mereka berada.

“PBB harus hadir dalam aksi nyata — membantu korban, mencegah kekerasan baru, dan menegakkan kemanusiaan tanpa pandang bulu,” demikian pesan Wilson yang disampaikan Damai Hari Lubis, yang juga dikenal sebagai pengamat hukum dan politik nasional.

 

Menurut Damai, apa yang dilakukan Wilson bukan sekadar diplomasi moral, melainkan cermin tanggung jawab seorang warga dunia.

“Apa pun hasilnya nanti, Wilson telah menorehkan sikap terhormat. Ia membawa suara rakyat Indonesia bahkan suara kemanusiaan dunia di hadapan PBB,” tegasnya.

 

Langkah Wilson Lalengke ini menjadi bukti bahwa suara dari Indonesia dapat menggema di forum internasional — membawa pesan perdamaian, keadilan, dan kepedulian bagi mereka yang tertindas di berbagai penjuru dunia.

 

Pewarta : TIM/Redaksi

Share This Article
Tidak ada komentar