Banda Aceh — Dalam sebuah podcast inspiratif yang mengulas semangat kebangkitan generasi muda Aceh, Tuanku Muhammad, Anggota DPRK Kota Banda Aceh yang juga Wakil Ketua Komisi III sekaligus Ketua Fraksi PKS, menyampaikan pandangan yang menohok tentang makna kepemimpinan sejati dan peran pemuda dalam membangun marwah Aceh.
Ia membuka dengan kisah klasik dari Al-Qur’an tentang Thalut, sosok pemimpin yang dipilih oleh Allah bukan karena kekayaan, melainkan karena keunggulan dalam ilmu dan kekuatan fisik.
“Kenapa Thalut diangkat padahal dia nggak punya uang? Karena dia bastatam fil ilmi wal jismi — kuat dalam ilmu dan kuat dalam fisik. Ini yang harus dimiliki oleh pemuda Aceh hari ini,” ujar Tuanku dalam obrolan santai namun sarat makna.
Menurutnya, cara pandang masyarakat dalam memilih pemimpin hari ini perlu dikoreksi. Terlalu sering, kata Tuanku, orang memilih karena faktor uang, bukan karena kapasitas dan keilmuan.
“Kalau kita memilih karena uang, kita kehilangan marwah. Pemimpin itu harus punya ilmu, karakter, dan fisik yang kuat. Bukan cuma modal uang,” tegasnya.
Dalam podcast tersebut, ia juga menyoroti kondisi generasi muda Aceh yang masih dihadapkan pada tantangan pendidikan. Banyak anak-anak yang putus sekolah, sementara sebagian orang tua masih belum menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama.
“Jangan sampai ada anak Aceh yang putus sekolah. Orang tua harus sadar, pendidikan itu bukan beban, tapi investasi masa depan. Kalau generasi kita lemah dalam ilmu, kita lemah sebagai bangsa,” ungkapnya.
Ia menegaskan pentingnya membangun generasi Aceh yang unggul dan berdaya saing tinggi. Bagi Tuanku, kekuatan sebuah bangsa terletak pada dua hal: pengetahuan dan ketangguhan fisik.
“Pemuda Aceh harus bastatam fil ilmi wal jismi. Harus cerdas, sehat, dan berani menghadapi tantangan zaman,” katanya penuh optimisme.
Di akhir podcast, Tuanku Muhammad menegaskan kembali pesan kebanggaan tentang identitas dan marwah Aceh.
“Jak ta puwoe tema marwah Aceh. Bangsa kita ini nggak pernah dijajah karena kuat dalam iman, ilmu, dan keberanian. Maka jangan biarkan generasi hari ini tumbuh lemah. Kita harus kembalikan semangat itu.”
Podcast tersebut menjadi ruang refleksi bagi generasi muda untuk menata kembali arah perjuangan, memperkuat nilai keilmuan, dan menegakkan kembali jati diri Aceh sebagai bangsa yang bermartabat dan berilmu.Pungkasnya”.
Pewarta : Alfian/red