Aceh Besar — Minggu, 19 Oktober 2025
Safari Subuh Keliling Masyuda Aceh Darussalam kembali digelar penuh khidmat di Masjid Al-Hijrah, Kompleks PNS Gampong Paya Roh, Kecamatan Darul Imarah, dengan menghadirkan Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA., JP, Founder Ashabul Kahfi Islamic Center, sebagai penceramah utama. Tausiah beliau yang bertajuk “Perkembangan Islam di Australia dan Spirit Rahmatan Lil Alamin” menjadi refleksi mendalam bagi jamaah yang memenuhi masjid sejak sebelum waktu Subuh.
Safari Subuh Masyuda sendiri merupakan gerakan spiritual yang digagas oleh Abu Ibrahim Laweung, Wakil Rektor III Universitas Teuku Umar Meulaboh, dengan dukungan penuh dari Panglima Muda Tauhid Tasawuf Khadam Umat Tgk. Ali Akbar, S.Pd., M.Pd., yang dikenal sebagai dai terbaik Aceh. Program ini bukan sekadar shalat berjamaah, melainkan bentuk ibadah yang “dipersaksikan oleh malaikat”, menciptakan suasana aman, nyaman, dan penuh ketertiban dalam membangunkan kembali semangat jamaah Subuh di bumi Serambi Mekkah.
Dalam tausiahnya, Dr. Teuku Chalidin menegaskan bahwa waktu Subuh adalah waktu paling istimewa.
“Subuh adalah waktu mustajabah. Waktu Allah menerima doa-doa hamba-Nya. Maka jagalah Subuh, karena di situlah keberkahan hidup dimulai,” ujarnya.
Beliau juga mengisahkan pengalamannya selama berdakwah di Australia. Saat pertama kali tiba di University of Technology Sydney, beliau dan rekan-rekan muslim kesulitan mencari tempat shalat.
Kami hanya meminta ruang kosong 10 menit untuk shalat. Alhamdulillah, dari ruangan itu kini berdiri tempat shalat permanen. Dan hari ini, hampir seluruh kampus besar di Australia memiliki prayer room. Itulah bukti Islam yang rahmatan lil alamin — membawa manfaat bahkan bagi yang belum beriman,” tutur Dr. Chalidin.
Ia menambahkan, banyak orang Australia yang masuk Islam bukan karena ceramah, tapi karena akhlak umat Islam yang baik.
“Ada mualaf yang menangis karena baru mengenal Islam setelah orang tuanya wafat. Mereka menyesal tidak sempat mengenalkan Islam kepada orang tuanya. Itulah kekuatan dakwah melalui keteladanan,” katanya haru.
Dalam pesannya, Dr. Chalidin juga menekankan pentingnya menjaga kebersamaan dan nilai takwa dalam kehidupan sosial.
“Inna akramakum ‘indallahi atqakum — yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Islam itu indah karena menumbuhkan persaudaraan dan kasih sayang,” jelasnya.
Beliau mengingatkan, Aceh memiliki keistimewaan yang luar biasa karena telah menetapkan Qanun Syariat Islam dalam payung hukum nasional.
“Menjalankan syariat bukan sekadar pilihan, tapi kewajiban. Kita di Aceh sangat rugi jika tidak menegakkan syariat secara penuh. Jangan setengah waktu — bukan part time tapi full time! Karena provinsi lain belum punya kesempatan seperti kita,” tegasnya.
Dr. Chalidin juga mengajak generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam memakmurkan masjid.
“Anak usia 10 tahun harus sudah mulai memikirkan masjid 15 tahun ke depan. Para pejabat dan masyarakat juga harus willing, punya kemauan bersama untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban umat,” serunya di akhir tausiah.
Safari Subuh Masyuda Aceh Darussalam terus menjadi gerakan spiritual yang memperkuat ukhuwah, membangun ketertiban, dan menumbuhkan kesadaran kolektif akan makna Islam yang menebar rahmat bagi seluruh alam.
Pewarta : Alfian/red