Sejak Zaman Penjajahan Belanda, Warga Dusun Tenggulun Belum Pernah Nikmati Jalan Aspal

SUARA PAGI
2 Min Read

Jember, Suara Pagi News —
Di tengah gencarnya pembangunan nasional yang digaungkan pemerintah pusat hingga desa, masih ada wilayah di Kabupaten Jember yang belum tersentuh infrastruktur jalan layak. Adalah Dusun Tenggulun, Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, di mana warga setempat mengaku belum pernah merasakan jalan beraspal sejak zaman penjajahan kolonial Belanda hingga era digitalisasi saat ini.

Lebih dari 300 kepala keluarga atau sekitar 1.500 jiwa menggantungkan aktivitas harian mereka pada jalan utama sepanjang 3,6 kilometer yang menjadi satu-satunya akses menuju pusat Kecamatan Tanggul. Namun, kondisi jalan yang rusak parah dengan batu sebesar kepala manusia dan kerikil tajam membuat warga kesulitan setiap kali beraktivitas.

“Jalan ini sangat vital bagi kami. Setiap hari dilalui warga untuk ke kebun, pasar, sekolah, dan kantor. Tapi kondisinya sangat memprihatinkan, apalagi kalau musim hujan, licin sekali,” ujar Sued Suhartono, warga asli Manggisan, saat diwawancarai Suara Pagi News melalui sambungan telepon, Sabtu (18/10/2025).

Sued menjelaskan, masyarakat sebenarnya sudah menyampaikan keluhan mereka melalui program Wadul Guse sejak setahun lalu. Namun hingga kini, belum ada tanggapan berarti dari pihak pemerintah daerah.

“Kami sudah menunggu lama, tapi belum ada hasil. Kami mohon kepada pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat untuk memperhatikan nasib kami. Kasihan rakyat kecil di sini, dari dulu belum pernah merasakan jalan beraspal seperti desa-desa lain,” keluhnya.

Sebagai warga yang sehari-hari bekerja di sektor perkebunan, Sued berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata memperbaiki akses jalan utama di wilayah mereka. Menurutnya, perbaikan jalan tidak hanya mempermudah mobilitas warga, tetapi juga akan berdampak besar bagi perekonomian masyarakat Tenggulun yang sebagian besar bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan.

“Kami bukan minta fasilitas mewah, hanya jalan yang layak dan aman untuk dilalui. Sejak zaman Belanda sampai sekarang, jalan ini tidak pernah tersentuh aspal. Semoga pemerintah mendengar jeritan hati kami,” tutup Sued penuh harap.

 

Pewarta: Slamet Raharjo
Editor: Redaksi Suara Pagi News

Share This Article
Tidak ada komentar