Aceh Timur – kini berada di persimpangan penting. Setelah dinamika panjang Pilkada 2024, Wakil Bupati Teuku Zainal Abidin menegaskan bahwa sudah saatnya seluruh elemen masyarakat meninggalkan sekat politik dan bersatu membangun daerah.
“Sejak pelantikan 19 Maret 2024 lalu, kami tidak lagi bicara kubu, semua warga adalah rakyat Aceh Timur yang harus kami layani,” tegas Zainal
Namun di balik situasi politik yang relatif kondusif, tantangan besar menanti: ancaman pemangkasan anggaran hingga Rp200 miliar pada 2026. Kondisi ini, menurut Wabup, bisa mengganggu jalannya pembangunan jika tidak segera diantisipasi dengan langkah strategis.
Untuk itu, Zainal merumuskan sejumlah agenda prioritas. Pertama, memperkuat sinergi dan kebersamaan antara pemerintah, masyarakat, tokoh agama, akademisi, hingga dunia usaha. Kedua, aktif melobi pemerintah pusat agar kebijakan efisiensi tidak memukul daerah terlalu keras.
Ia juga menyoroti peran perusahaan besar seperti PT Medco E&P Malaka dan Triangle Pase Inc agar lebih transparan dan maksimal dalam kontribusi sosial serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Begitu pula dengan perusahaan perkebunan sawit yang dinilai perlu membuka diri soal pajak dan tanggung jawab lingkungan.
Selain itu, Wabup mendorong penguatan ekonomi di level desa melalui optimalisasi Alokasi Dana Gampong serta pengembangan BUMG yang bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Gampong.
Bagi Zainal, kunci sukses Aceh Timur ada pada perencanaan pembangunan yang sinkron: antara kebutuhan nyata rakyat, ketersediaan anggaran, dan arah RPJM. “Kalau kita semua ‘sapeu pakat’ (bersatu padu), saya yakin Aceh Timur akan lebih maju dan bermartabat lima tahun ke depan,” pungkasnya.
Pewarta : Alfian